Perbedaan Pernikahan Batak Karo dan Toba

Adat-istiadat selalu menarik untuk dicermati. Kali ini saya akan membahas tentang adat-istiadat dua suku yakni Batak (Toba) dan Karo. Secara umum, Batak dan Karo memiliki persamaan adat dan budaya yang kemudian melahirkan anggapan bahwa Batak dan Karo merupakan suku yang sama. 

Meski terlihat sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang layak disebut “khas”. Adanya perbedaan khas itulah yang memunculkan tafsir baru khususnya dalam beberapa tahun belakangan, bahwa Karo bukanlah bagian dari suku Batak.

ini dia perbedaan antara Batak Karo dan Batak Toba :

  • PAKAIAN
BATAK TOBA
BATAK KARO
  • Lokasi Pernikahan
  • Peran Pamoruan/Anak Beru

Pamoruan (Batak) atau Anak Bru (Karo) adalah sebutan bagi suami dan keluarganya dari keluarga pengantin laki-laki. Itu berarti, pamoruan maupun anak bru memiliki marga yang berbeda dengan pengantin laki-laki.

Dalam adat Batak, peran pamoruan sangat penting khususnya dalam urusan “seksi repot”. Mereka inilah yang bertanggungjawab dalam segala urusan sebuah pesta, mempersiapkan agar pesta berjalan dengan sebaik-baiknya. 

Adapun peran pihak keluarga laki-laki (suhut) adalah menjalankan ritual adat yang berkolaborasi dengan pihak laki-laki dari pengantin perempuan (hula-hula). Dalam adat Batak, pamoruan tidak mendapat fungsi sebagai “Raja Parhata” atau pihak yang bertanggungjawab atas prosesi adat dalam sebuah pesta.

Sementara dalam adat Karo, fungsi pamoruan yang dalam bahasa Karo disebut Anak Bru/Anak Beru tidak cukup hanya berperan sebagai seksi repot. Berbeda dengan Batak, anak bru di Karo juga bertugas sebagai “Raja Parhata” atau Perkata yang juga berkolaborasi dengan Perkata dari pihak pengantin perempuan.

  • Tumpak/Pertama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *